Advertisement

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Khittah Ulama Dalam Bermadzhab Dan Penjelasan Sawa'idul A'dzam

Khittah Salafusshalih dan Kebermadzhabannya

Para Salafunasshalih dalam berpegang teguh pada agama memiliki pijakan yang patut kita ikuti. Mereka dalam memahami agama ini (read:Islam) tidak dengan pemikirannya sendiri, melainkan berpegang pada para imam madhzab. Hal tersebut kemudian memunculkan suatu pertanyaan besar. bolehkah kita menjalani agama ini dengan tanpa bermadzhab? untuk apa bermadzhab jika madzhab itu sendiri bisa saja memiliki keluputan? sama seperti manusia pada umumnya?

Saudaraku..

Bermadzhab itu sangat perlu. mengapa? Sebab para imam madzhab sendiri juga memiliki mata rantai keilmuan yang sampai pada Rasulullah SAW. Kendati mereka pasti memiliki kesalahan, namun keselahan para imam madzhab tidak seperti kesalahan kita, terutama dalam pemahaman agama. Bahkan keilmuan para imam madzhab pun tidak berhenti dalam diri mereka sendiri,melainkan mereka menurunkannya kepada para murid-muridnya.

Tarikh Para Imam Madzhab dan Pengikutnya

Ada beberapa keterangan singkat mengenai periode kehidupan para imam madzhab beserta keterangan para pengikut madzhab-madzhab ini, diantaranya:

  • Imam Hanafi (80 H): salah satu imam yang bermadzhab hanafi adalah imam Al- Jariri
  • Imam Maliki (93 H): salah satu imam yang bermadzhab maliki adalah imam As-Syibli, imam Asy-Syadzli
  • Imam Syafi'i (150 H): salah satu imam yang bermadzhab syafi'i adalah imam Bukhori, imam Abu Hanifah, imam An-Nasai, imam Al-Muhasibi
  • Imam Hanbali (164 H): salah satu imam yang bermadzhab hanbali adalah Syaikh Abdul Qadir Jailani
Siapa Sawa'idul A'dzam itu?
Allah subhanahu wa ta'ala dalam membentengi umat ini dari kesesatan sangatlah istimewa. Jika dalam suatu perkara terdapat perdebatan dan pertentangan, Allah selalu memberi Isyarat kepada Rasulullah terutama melalui sabdanya.
Dari sabda tersebut, Rasulullah memberikan informasi agar kita berpegang kepada salah satu dari beberapa golongan yang lain. Golongan yang dijadikan pegangan inilah yang kita kenal dengan istilah "Sawa'idul A'dzam"

Lantas, apa dan siapakah Sawa'idul Adzam itu sendiri?

Rasulullah Bersabda:

إن الله لا يجمع أمنتي على الضلالة. ويد الله على الجماعة. من شذ شذ إلى النار (رواه الترمذي)

dalam redaksi Ibnu Majah berbunyi:

وإذا وقع الاختلاف فعليك بالسواد الأعظم مع الحق وأهله

sedangkan dalam redaksi Jami As-Saghir, disebutkan:

إن الله قد أجار أمتي على الضلالة 

Beberapa redaksi di atas memberikan suatu pemahaman bahwa apapun permasalahan yang menjadi perdebatan,maka yang dijadikan pijakan adalah pendapat kelompok yang paling banyak. Sebab kelompok tersebut  tidak akan terjatuh dalam jurang kesesatan dan hal tersebut merupakan jaminan Allah yang ditorehkan dalam sabda nabi,sedangkan sabda nabi pasi bernilai kebenaran wahyu.

 





Posting Komentar

0 Komentar