Advertisement

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Metode Audio Lingual dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Dalam pembelajaran bahasa Arab atau bahasa apapun, tidak akan terlepas dari adanya peran metode dalam pengajarannya.

Diantara metode yang mashur digunakan dalam pembelajaran bahasa Asing adalah "Metode Audio Lingual"

Pengertian Metode Audio Lingual 

Metode Audio Lingual adalah salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa yang didasarkan pada beberapa asumsi bahwa bahasa merupakan sebuah ujaran. Sehingga dalam pembelajarannyaharusdimulaidengan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk kata,kalimat,kemudian mengucapkannya.

Pembelajaran bahasa Arab yang didasarkan pada metode ini lebih mengucapkan proses mendengar dan berbicara dengan bahasa  dibandingkan dengan membaca dan menulis.

Sejarah Metode Audio Lingual

  • Perang dunia ke II, Amerika membutuhkan personalia yang ahli dalam bahasa Asing untuk ditugaskan di  beberapa negara sebagai penerjemah dokument atau pekerjaan yang memerlukan komunikasilangsung dengan penduduk sekitar
  • Amerika membentuk badan ASTP (Army Specialized Training Program) melibatkan 55 negara yang tujuannya adalah untuk menciptakan keterampilan berbicara bahasa Asing
  • Pengajaran bahasa Asing model ASTP yang bersifat penyajian pengajaran bahasa Asing dengan lisan dianggap berhasil. Oleh universitas Micigan (Amerika) dikembangkan dan diberi landasan metodologis
  • Di waktu yang sama, di Inggris juga turut serta dikembangkan metode oral approach yang mirip dengan metode yang dikembangkan di Amerika
  • Inilah yang menjadi cikal bakal berkembangnya metode Audio Lingual dalam pembelajaran bahasa Asing yang didasari oleh berbagai asumsi-asumsi

Asumsi Metode Audio Lingual

Hakikat Bahasa: Bahasa adalah ujaran. sehingga dalam pengajarannya harus dimulai dari mendengar dan berbicara

Habituasi: Manusia dapatmenggunakan suatu bahasa di lingkungannya karena ada habituasi (kebiasaan) yang dilakukan berulang-ulang

Variasi Bahasa: Bahasa itu variatif, sehingga dalam pengajarannya harus dibarengi dengan pemilihan bahan ajar berbasis hasil analisis kontrastif antara bahasa ibu dan bahasa target

isi: Ajarkan bahasa bukan mengajarkan tentang bahasa yang hanya berfokus pada kaidah-kaidah bahasa

Karakteristik Metode Audio Lingual

  • Tujuan pembelajaran bahasa adalah penguasaan 4 keterampilan berbahasa secara seimbang
  • Pembelajaran bahasa dimulai dari urutan mendengar, berbicara, membaca, kemudian menulis
  • Model kalimat dari bahasa asing diberikan dalam bentuk percakapan untuk kemudian dihafalkan atau bahkan dimodifikasi
  • Penguasaan polakalimat dilakukan dengan latihan-latihan pola
  • Penggunaan kosa-kata selalu dihubungkan dengan konteks kalimat atau ungkapan
  • Pelajaran menulis merupakan manifestasi dari berbicara, sehingga tulisan terdiri dari pola kalimat yang diambil dari kosa-kata yang sudah didapatkan secaralisan
  • Ada pembatasan dalam hal penerjemahan
  • Gramatika tidak dititik beratkan dalam pengajarannya. Jika diperlukan, maka pengajarannya menggunakan metode induktif (terperinci-umum)
  • Guru menjadi pusat pembelajaran, siswa hanya memberikan respon dari stimulus guru
  • Penggunaan rekaman, laboratorium sangat dipentingkan.

Praktik Metode Audio Lingual

  • Penyajian dialog pendek. Guru mengulang-ulang, dan peserta didik menyimak tanpa melihat teks
  • Peserta didik menirukan dan menghapalkan dialog dengan teknik menirukan bacaan guru kalimatper kalimat sambil menghapalkan kalimat tersebut.
  • Penyajian pola kalimat yang digunakan dalam dialog karena adanya perbedaan antara bahasa Asing dengan bahasa Ibu dengan cara drill
  • Mendemonstrasikan dialog yang sudah dipelajari secara bergantian
  • Membuat kalimat lain sesuai dengan pola kalimat yang dipelajari.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Audio Lingual

Kelebihan

  • Peserta didik akan memiliki pelafalan yang baik karena sering terulang-ulang dan akhirnya terbiasa
  • Peserta didik terampil dalam membuat pola kalimat yang sesuai dengan pola yang diajarkan
  • Peserta didik dapat melakukan komunikasi lisandengan baik karena latihan menyimak dan berbicara dilakukan secara intensif
  • Suasana kelas semakin hidup karena peserta didik aktif melakukan komunikasi lisan dengan metode dialog
  • Daya ingat peserta didik tentang pola kalimat menjadi terlatih karena sering menghafal dengan melalui pendengaran (menyimak)

Kekurangan

  • Respon peserta didik cenderung mekanis dan sering tidak mengetahui makna ujaran yang diucapkan, karena hanya fokus pada meniru ucapan guru dan menghafal pola kalimat
  • Peserta didik hanya akan berkomunikasi menggunakan pola kalimat yang dihafalkannya tanpa mencoba merubah pola kalimat yang lain
  • Makna kalimat diajarkan terlepas dari konteks dan pelajar hanya memahami satu makna, padahal satu kata atau ungkapan dapat memiliki berbagai makna
  • Keaktifan siswa di dalam kelas hanya bersifat semua, karena mereka hanya merespon rangsangan guru
  • Semua bentuk latihan, materi, sampai model pertanyaan dan jawaban ditentukan oleh guru sehingga tidak ada inisiatif dari peserta didik
Referensi:
  • Kammil Ramma Oensyar, Pengantar Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (IAIN Antasari Press, 2015).
  • Abdul Wahab Rosyidi, Mamlu'atun Ni'mah, Memahami Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Arab, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011)

Posting Komentar

0 Komentar