Allah menciptakan jin dan manusia di muka bumi ini tidak lain dan tidak lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Dua makhluk Allah ini memang menjadi icon antara pahala dan dosa. Pahala jika manusia menolak ajakan melakukan kejahatan yang dilayangkan jin kepada mereka. Sebaliknya, Dosa jika manusia menerima ajakan melakukan kejahatan yang dilayangkan jin kepada mereka.
Hal tersebut (perintah beribadah hanya kepada Allah) difirmankan Allah dalam Al Qur'an surat Az Zariyat: 56 yang berbunyi:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
"Dan tidaklah Aku (Allah) ciptakan manusia dan jin kecuali hanya untuk beribadah kepadaKu"
Nah, dalam beribadah, jin selalu menggoda manusia agar meninggalkan perintah Allah. Jika manusia taat kepada Allah, maka ketaatannya akan mendapat pahala, bahkan sampai orang lain yang ikut melaksanakannya pun pahalanya akan berimbas kepada kita. Dan sebaliknya, jika kita taat pada jin maka pastilah dosa yang akan kita terima,bahkan orang lain yang ikut melaksanakannya pun dosanya akan berimbas kepada kita.
Ungkapan "orang yang melakukan kebaikan akan mendapatkan pahala dan pahala dari orang lain yang ikut melakukannya dan orang yang melakukan kejahatan akan mendapatkan dosa dan dosa dari orang lain yang ikut melakukanya" sangatlah benar adanya dari penjelasan Rasulullah.
Lalu, bagaimana Rasulullah bersabda tentang perihal tersebut?
Ada satu penjelasan hadits riwayat imam Abu Dawud dan Tirmidzi dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah bersabda:
من دعا إلى هدى كان له من الأجر مثلَ أجور من تبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا. ومن دعا إلى ضلالة كان عليه من الإثم مثل أثام من تبعه لا ينقص ذلك من أثامهم شيئا.
"Barang siapa yang mengajak pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala dari orang yang ikut melakukan kebaikan tersebut tanpa berkurang sedikitpun pahala darinya. Dan barang siapa yang mengajak pada kesesatan,maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa dari orang yang ikut melakukan kejahatan tersebut tanpa berkurang sedikitpun dosa darinya"
Dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abdurrahman bin Hilal dari Jarir bin Abdullah al Bajili juga dijelaskan:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، من سن فى الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها بعده من غير أن ينقص من أجورهم شيئا. ومن سن فى الإسلام سنة سيئة كان عليه وزرها ووزر من عمل بها بعده من غير أن ينقص من أجورهم شيئا
"barang siapa menciptakan kebaikan, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikuti setelahnya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala tersebut. Dan barang siapa yang berbuat kejelekan, maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya setelahnya tanpa dikurangi sedikitpun dosanya".
kemudian, dalam hadits Imam tirmidzi dari Amr bin Auf juga dijelaskan sebagiamana berikut:
من أحي سنة من سنتي قد أميتت بعدي كان له من الأجر مثل من عمل بها من غير أن ينقص ذلك من أجورهم شيئا. ومم ابتدع بدعة ضلالة لا ترضى الله ورسوله كان عليه مثل أثام من عمل بها لا ينقص ذلك من أوزار الناس شيئا
"barangsiapa yang sepeninggalku menghidupkan kembali sunnahku yang telah mati, niscaya dia akan memperoleh pahala sebagaimana pahala orang yang mengamalkannya tanpa dikurangi sedikitpun. Barang siapa yang menciptkan bid'ah yang sesat yang tidak diridai Allah dannn Rasulnya, maka baginya dosa dan dosa orang yang mengamalkannya tana dikurangi sedikitpun."
Mengenai hadits tersebut di atas.Tampaknya Rasulullah memberi suatu kabar gembira dengan sabdanya (hadits riwayat Imam Tirmidzi dari Abu Hurairah)
المتمسك بسنتي عند فساد أمتي له أجر مائة شهيد
"Barang siapa yang berpegang pada sunnahku saat umat dalam kondisi rusak, maka akan mendapatkan pahala seratus orang yang mati syahid"
Dari beberapa hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa ada pahala jariyah dan ada pula dosa jariyah. Oleh karena itu, berkomitmenlah untuk memberi contoh yang baik sesuai sunnah Rasulullah
Referensi:
Hadrotussyaikh KH. Hasyim Asy'ari, Risalatu Ahlissunnah wal Jama'ah
0 Komentar