Segala sesuatu yang bernyawa di muka bumi ini, pastilah akan mengalami kematian. Sedangkan satu-satunya dzat yang akan senantiasa langgeng tanpa mengalami kematian adalah Dzat Allah SWT. Hal tersebut sudah tertuang jelas di dalam Al Qur'an surat Al Qashah: 88 yang berbunyi:
وَلَا تَدْعُ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَ ۘ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥ ۚ لَهُ ٱلْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan"
Dari adanya peristiwa dicabutnya ruh dari jasad, lantas bagaimana perjalanan mayyit tersebut dari mulai ia dimandikan, dikafani, dishalati, dan dikebumikan? inilah yang kemudian mengusik hati kita untuk melihat kebenaran-kebenaran tentang si mayyit sesuai dengan sabda Rasulullah.
Perlu diketahui, bahwa tatkala ruh dicabut dari jasad manusia, maka sebenarnya si mayyit masih dapat mengetahui siapa orang yang memandikannya, mengkafaninya, menyolatinya, dan menguburkannya. Hal demikian sesuai sabda Rasulullah:
- Hadits Riwayat Imam Thabarani dalam Al-Ausath dari Abu Sa'id al Khudri
"Sesungguhnya orang yang telah meninggal dapat mengetahui siapa yang memandikannya, mengkafaninya, mengangkatnya dan membawanya ke makam."
Bahkan perilaku dan kondisi si mayyitpun akan sangat tergantung pada saat ia masih hidup. jika ia seorang mukmin, maka ia akan senang dan ingin disegerakan dibawa ke makam. Sebaliknya, jika ia orang yang fasiq, maka ia akan berteriak dan memohon agar tidak disegerakan dibawa ke makam. Hanya saja kita tidak akan mampu mendengar suara mereka secara langsung, bahkan konon hanya makhluk tertentu yang dapat mendengar teriakan si mayyit.
- Sebagaimana hadits riwayat Imam Bukhori yang mengatakan:
"Ketika jenazah mau diantar ke kubur, jika ia seorang shalih ia akan berkata: segera bawa aku ke pemakaman. Dan jika ia bukan orang shalih, ia akan berkata: celakalah aku, mau kau bawa kemana diriku. Suara tersebut bisa didengar oleh semua makhluk kecuali manusia, dan jika manusia mendengarnya maka ia akan pingsan."
Kemudian, Dalam sabda yang lain, Rasulullah menggambarkan keadaan mayyit ketika didatangi malaikat itu sesuai amal perbuatannya selama hidup di dunia. Hal-hal semacam itu, sudah dijelaskan di dalam beberapa sabda Rasulullah. diantaranya:
- Hadits riwayat Imam Bukhari dari Sayyidina Anas
العبد إذا وضع فى قبره وتولي وذهب أصحابه حتى إنه ليسمع قرع نعاله أتاه ملكان فأقعده قيقولان له ما كنت تقول فى هذا الرجل محمد صلى الله عليه وسلم، فيقول أشهد أنه عبد الله ورسوله فيقال أنظر إلى مقعدك من النار أبدلك الله به مقعدا من الجنة، قال النبي صلى الله عليه وسلم فرأهما جميعا. وأما الكافر أو المنافق فيقول لا أدري كنت أقول ما يقول الناس، فيقال لا دريت ولا تليت ثم يضرب بمطرقة من حديد ضربة بين أذنيه فيصيح صيحة يسمعها من يليه إلا الثقلين
"Apabila seorang mayit telah diletakkan dalam kubur, dan orang-orang telah meninggalkannya, maka dua malaikat akan mendatanginya dan bertanya:" bagaimana pendapatmu tentang Muhammad? ia menjawab: aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Malaikat berkata: lihatlah tempatmu di neraka telah diganti menjadi surga. Maka seketika si mayyitpun dapat melihat surga dan neraka. Adapun orang kafir dan munafik, maka ia akan menjawab: "aku tidak tahu". Dulu aku berpendapat sebagaimana pendapat orang-orang. Maka dikatakan padanya, "kamu tidak tahu dan tidak mau mengikuti orang-orang yang tahu", kemudian dipukullah dia dengan palu dan menjerit yng bisa didengan oleh penghuni kubur di sekitarnya".
Kesimpulan yang dapat kita pahami adalah sabda Rasulullah adalah benar. Dimana dalam sejumlah haditsnya dijelaskan bahwa:
- Mayyit dapat mengetahui siapa yang memandikannya, mengkafaninya, mensholatinya, dan menguburkannya
- Keadaan mayit akan tergantung dengan amal selama hidup di dunia. Jika ia Mukmin, maka akan senang dan ingin disegerakan untuk dimakamkan. Jika ia orang kafir, maka akan berkata celaka dan tidak ingin segera dibawa ke pemakaman.
- Pertanyaan dua malaikat di kubur akan sangat ditentukan dari amal perbuatan si mayyit tatkala masih hidup di dunia. Jika shalih,pasti akan bisa menjawab dan akan mendapat nikmat. Namun, jika bukan orang shalih makan tidak akan bisa menjawab dan akan mendapat siksa
Referensi:
Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari, Risalatu Ahlissunnah wal Jama'ah
0 Komentar