Setiap orang memiliki kesempatan untuk berkhitobah atau berpidato di depan khalayak umum. Namun, tidak semua orang paham akan ciri-ciri khitobah yang dapat dikatakan menjadi khitobah yang baik.
Lantas, apa saja ciri-ciri khitobah yang baik menurut para pakar? dilansir dari pendapat Tata Sukayat dalam bukunya Quantum Dakwah menjelaskan beberapa point agar khitobah menjadi baik, diantaranya:
- Khitobah tidak terlalu lama
L Lama atau tidaknya durasi khitobah biasanya tergantung urf atau adat yang ada di dalam suatu masyarakat, jika jenis khitobah berupa pengajian umum, maka waktu yang baik adalah kurang lebih 60 menit. sebab jika lebih dari waktu tersebut biasanya akan membuat para pengunjung merasa bosan dan lebih memilih untuk menuntaskan pendengarannya terhadap isi khitobah yang di sampaikan.
- Menyentuh perasaan
Khitobah yang baik juga adalah khitobah yang dapat membuat perasaan pendengar terlarut-larut di dalam apa yang di samapaikan oleh orang yang khitobah.
- Tidak merasa lebih baik / memerintah
Suatu khitobah sudah seyogyanya berisi kalimat-kalimat yang sifatnya saling mengingatkan dan bukan berisi tentang hal-hal yang memerintahkan. karna hal tersebut akan memberikan kesan bahwa orang yang di depan seakan-akan menjadi orang yang pandai mendikte orang lain.
- Tidak monoton
K Khitobah tidak hanya menjelaskan sesuatu dari satu aspek saja, melainkan membahas berbagai macam aspek yang ada di dalam kehidupan ini.
- Menjelaskan ayat Al-Qur’an seakan-akan Allah berbicara langsung
T Tidak kalah penting, bahwa pidato yang baik adalah pidato yang memberikan ayat-ayatsuci Al-Qur'an (jika kaum muslim) dan seakan-akan Allah berbicara langsung dengan para pendengar.
- Tidak deskriminatif
Pidato yang baik adalah pidatoo yang tidak deskriminatif artinya tidak membedakan mana yang kaya dan miskin, mana yang besar dan kecil, mana yang muda dan tua, mana yang beragama lain, dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut Hendrikus, ada beberapa ciri-ciri khitobah yang baik, diantaranya:
- Saklik alias mengandung kebenaran, sehingga isi khitobah akan dapat dipercaya dan memberikan nilai yang baik.
- Jelas, jelas runtutannya, jelas pesannya, dan jelas alur penyampaiannya
- Khitobah hidup (cerita atau gambaran), hidup dengan menjelaskan sebuah cerita denngan diirngi gambaran imajinasi yang nyata.
- Memiliki tujuan, Khitobah memiliki tujuan yang terarah
- Memiliki klimaks, Biasanya para penyampai khitobah memiliki klimaks saat-saat dimana kalimat di sampaikan dengan nada menggebu atau bahkan menyentuh perasaan.
- Ada pengulangan penyampaian kalimat, Pengulangan kalimat juga akan memberikan sebuah penguatan terhadap point-point khitobah, sehingga mudah diingat oleh pendengarnya
- Isi Khitobah mengejutkan alias belum terlintas sebelumnya, khitobah belum sama sekali dilihat dan dirasakan atau didengar oleh para jamaah.
- Ada pembatasan tema dan waktu, tema dan waktu juga perlu di batasi agar tidak terlalu lama dan panjang
- Mengandung humor, sesekali khitobah di selingi humor agar pengunjung tidak bosan.
Referensi:
- Tata Sukayat, Quantum Dakwah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
- Dori Wuwur Hendrikus, Retorika (Tampill berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi), (Yogyakarta: Kanisisu, 1991)
0 Komentar