9 Januari 2022-Pembelajaran bahasa Arab di Indonesia sudah menjadi salah satu trend tersendiri dalam konteks memahami literatur berbahasa Arab. Bahkan, sangat telak jika bahasa Arab menempati posisinya yang khusus dalam sebuah pembelajaran itu sendiri. Katakan salah satunya adalah di beberapa pesantren dan bahkan perguruan tinggi sudah membuka program-program kajian atau jurusan bahasa Arab. Hal tersebut ditambah dengan adanya bahasa-bahasa Asing lain yang turut serta dipelajari seperti bahasa jepang, bahasa inggris, bahasa turki, bahasa korea, dan lain-lain.
Dalam pembelajaran bahasa apapun, minimal di dalamnya diajarkan 4 keterampilan bahasa Arab. salah satu diantara keterampilan tersebut yang paling pertama adalah keterampilan mendengar
Esensi keterampilan mendengar bahasa Arab
Mendengar merupakan salah satu sendi dari sekian banyak seni berbahasa Arab yang memiliki keterampilan-keterampilan kompleks dan dapat dipelajari melalui berbagai latihan dan percobaan. Keterampilan mendengar memiliki hubungan atau keterkaitan yang sangat erat dengan keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain. Bahkan keterampilan mendengar dapat dilakukan dengan berbagai kemampuan-kemampuan cabang yang lain dan salah satu kemampuan tersebut adalah kemampuan fokus perhatian, mendengarkan pembicara (mutakallim), pemahaman pada pokok pikiran utama dan esensi yang dimiliki oleh pesan-pesan suara.
Jika manusia dapat berbicara tentang sesuatu, maka dia juga dapat mendengarkan sesuatu atau bahkan tidak mendengar sesuatu tetapi dapat berkata dan menggunakan simbol bahasa yang dimilikinya atau bahkan mereka tidak berkata satu apapun tetapi terkadang mendengarkan sesuatu tanpa ada keinginan dan pemahaman maka hakikatnya mereka tidak mendengarkan apapun.
Hal inilah yang kemudian dapat dipahami bahwa keterampilan mendengar merupakan keterampilan yang kompleks dan memiliki substansi sebagai berikut:
Pertama: mengetahui simbol bahasa lisan dengan cara membedakan suara, contoh: simbol bahasa "pulpen" yang disusun dari suara huruf p-u-l-p-e-n.
Kedua: memahami petunjuk simbol bahasa tersebut, contoh: simbol bahasa "pulpen" ternyata menunjuk kepada suatu benda yang mengandung tinta dan biasa digunakan untuk menulias.
Ketiga: mengetahui peranan komunikasi atau pesan yang dikandung oleh simbol bahasa atau ucapan lisan, contoh: peranan komunikasi ketika seseorang mengatakan "ambilkan pulpen", maka kalimat tersebut adalah sebuah perintah dalam sebuah komunikasi yang artinya bahwa pendengar harus mengambilkan pulpen untuk diserahkan kepada orang yang mengucapkannya itu. Inilah yang kemudian peranan komunikasi atau pesan yang dikandung oleh simbol bahasa atau ucapan lisan tergantung pada konteks yang dipakai.
Ketiga unsur inilah yang terakomodir dalam proses komunikasi terutama ketika seseorang menggunakan indera pendengaran dari komunikasi.
Referensi:
0 Komentar