Kehadirannya yang sangat kental dengan aroma "ujug-ujug" telah membangkitkan hirroh para ahli untuk sekedar meneliti dari mana dan bagaimana asal-usul bahasa sehingga keberadaannya sangat bermacam-macam tanpa diketahui manusia itu sendiri yang notabene pemakai bahasa dalam hal komunikasi.
Sebagai penduduk negara Indonesia, kita tahu bahwa bangsa ini memiliki beragam corak ras, agama, suku, dan budaya. hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa bahasa yang digunakan sehari-haripun sangat beragam. jangankan dalam lingkup nasional, dalam lingkup rukun tetanggapun jika kita mau sedikit mengintip lebih cermat lagi terkadang tersempil seseorang dengan pengguna lebih dari satu bahasa.
Bayangkan! dalam lingkup rukun tetanggapun terkadang didapati 1 sampai 3 penggunaan bahasa ketika berkomunikasi antar sesama, apalagi jika kita menaksir seluruh penduduk yang hidup di berbagai pojok bumi ini.
itulah yang menjadi suatu kebesaran Tuhan dalam menghadirkan bahasa dalam kehidupan umat manusia demi memuluskan perjalan hidup mereka. sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Rum:22 yang berbunyi:
Berangkat dari adanya varietas bahasa itulah yang kemudian menggugah cita rasa pakar keilmuan untuk sedikit banyaknya mencari tahu fenomena asal usul bahasa yang terdapat dalam diri manusia. sehingga seiring dengan berjalannya waktu muncul beberapa pendapat para ahli mengenai asal usul bahasa, diantaranya:
- pertama
"Menurut pakar Ilmu Bahasa berpendapat bahwa bahasa merupakan bentuk wahyu dan ilham yang dilimpahkan Oleh Tuhan kepada Nabi Adam AS".
Dalam penafsiran pendapat ini, muncullah suatu celetupan bahwa Tuhan telah mengajarkan semua nama-nama makhluk yang terdapat di bumi dengan seluruh bahasa yang ada (yang akan ada setelah kehidupan nabi Adam AS). Dan dari pengetahuan yang didapatkan dari Tuhannya itulah, lantas nabi Adam AS mentransfer berbagai macam nama-nama makhluk dengan semua bahasa kepada anak cucunya hingga tibalah mereka hidup secara tersebar di berbagai belahan bumi ini, Dan tidak mustahil pula bahwa bahasa-bahasa mereka akhirnya memiliki varietas tersendiri, sebab bahasa itu hidup dan berkembang sebagaimana perkembangan umat manusia.Salah satu argument yang dikemukakan diatas didasari dengan adanya firman Allah yang berbunyi: "وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا" dan Allahlah yang telah mengajarkan nama-nama seluruh makhluk kepada nabi adam. Dan beberapa penyokong pendapat ini adalah: Jahid, Abu Ali Al-Farisi, Ar-Razi dan Ibn Jinniy) (Taufiq Muhammad Syahin: 1980, Halaman 52).
- kedua
"menurut pakar Ilmu Filsafat berpendapat bahwa manusia lah aktor utama yang telah mensutradarai terbentuknya berbagai bahasa dengan beberapa cabang-cabangnya. di mana, bahasa-bahasa tersebut dibentuk sesuai dengan pemikiran dan kebutuhannya"
pendapat inilah yang kemudian menmunculkan sebuah ungkapan bahwa bahasa merupakan hasil dari manusia itu sendiri dan bukan dari Tuhan termasuk dengan berbagai cabang-cabang bahasa yang ada pada saat ini.Salah satu pendukung dari pendapat ini adalah Aristoteles, Mu'tazilah, Akhfaz, dan Adam Smith (Taufiq Muhammad Syahin: 1980, Halaman 53).
- Ketiga
"sedangkang dalam kaca mata sebagian pakar keilmuan yang lain berpendapat bahwa bahasa merupakan buah dari kegiatan manusia yang terbentuk secara alami serta bersumber dari beberapa tindakan-tindakan mereka, faktor-faktor eksternal yang berada disekelilingnya, atau bahkan suara-suara hewan di sekitar lingkungannya"Pendapat tersebut didalilkan dengan adanya suatu pandangan bahwa seseorang ketika pada masa bayi selalu menirukan atau menyerap suara apapun ketika awal kali hendak berbicara. Hal tersebut juga ditandai dengan adanya kosa-kata bahasa umat yang pertama kali muncul menyerupai suara yang memiliki makna yang sesuai makna suaranya. (Taufiq Muhammad Syahin: 1980, Halaman 54).
- Keempat
"pakar keilmuan sosial memandang bahwa bahasa berkembang layaknya fenomena kehidupan masyarakat yang membutuhkan komunikasi suara. Hal demikian didasari pada suatu fenomena jika sebuah kelompok tertentu bertemu dengan kelompok yang lain dan hendak melakukan komunikasi atau interaksi, maka untuk memudahkan beban interaksi tersebut mereka mencoba menghadirkan Suara (baca:bahasa) tanpa makna untuk interaksi. Sehingga bahasa bukan terbentuk dari suatu individu melainkan masyarakat sosial"Dari sederet gagasan pendapat mengenai asal-usul bahasa, pendapat yang paling unggul adalah argument yang mengatakan bahwa bahasa adalah salah satu bentuk ilham atau anugrah yang dihadirkan Tuhan dalam diri Nabi Adam AS sebagaimana yang di firmankan dalam ayatnya dia atas.
Dan point terpenting dari pendapat tersebut adalah bahwa bahasa pada awalnya "tauqifiy" alias sudah ada sejak adam diciptakan, dan yang membuat varietas ragam bahasa berupa kosa-kata terbaharukan adalah anak keturunan adam. (Muhammad Ridwan: 1392 H).
Referensi:
Referensi:
- Khalid Mahmoud Muhammad Irfan, Ahdats Al-Ittijaahaat fi Ta'lim wa Ta'allum Al Lughah Al Arabiyah, (Riyadh: Daar Al Nasyr Al Dualiy, 1429 H), Hal. 15-17
0 Komentar