Advertisement

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Studi Komparasional: Uji Paired Sample T-Test Menggunakan SPSS 24

 Studi Komparasional


Penulis: Restu Budiansyah Rizki, M.Pd

Penelitian Komparasi adalah Penelitian Yang bertujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan / membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari subjek penelitian.

Ada 3 teknik analisa komparasi yang sering digunakan dalam penelitian: Chi-Square, T-Test, Analisis Varians (Anava)

“T”Test adalah salah satu teknik analisa statistik yang dapat dipergunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikant antara dua mean sampel atau tidak.

Membandingkan dua mean sampel dapat dibedakan kepada dua, yaitu:

  • Membandingkan dua mean dari satu objek penelitian (membandingkan dua kelompok data dari satu kelompok objek penelitian), Seperti: membandingkan mean hasil pretest dengan mean hasil posttest dari 10 atau 20 atau 30 siswa, dst.

Contoh Penelitian: “Penggunaan Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab”. Dari penelitian tersebut, maka terlebih dicari nilai pretest (test sebelum menggunakan metode langsung) dan nilai posttest (tes setelah menggunakan metode langsung), sehingga dapat diketahui efektifitas atau tidaknya metode langsung dalam pembelajaran bahasa Arab.

  • Membandingkan dua mean dari dua objek penelitian (membandingkan dua kelompok data dari dua kelompok objek penelitian), seperti: membandingkan antara metode langsung dan metode membaca dalam pembelajaran bahasa Arab.

Contoh Penelitian: “Penggunaan Metode Langsung dan Metode Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Arab”. Dari penelitian tersebut ingin mengetahui apakah ada perbedaan pembelajaran bahasa arab yang menggunakan metode langsung dan metode membaca atau manakah yang lebih baik antara metode langsung dan metode membaca.

Dari 2 jenis di atas, maka rumus yang dipergunakan berbeda. Berikut ini contoh penerapan dari kedua penelitian di atas:

Hipotesis

Perhatikan Macam Hipotesis di Bawah Ini, untuk mengetahui penggunaan analisis 1 tailed (satu sisi) dan analisis 2 tailed (dua sisi):

  • Hipotesis terarah:

Komparasi : Metode Langsung Lebih Baik daripada Metode Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Hipotesis terarah di atas sudah diketahui bahwa metode “A” lebih baik daripada Metode “B”. oleh karena itu hipotesis di atas disebut hipotesis terarah

  • Hipotesis tidak terarah:

Komparasi : ada perbedaan antara metode “langsung” dengan metode “membaca” dalam pembelajaran bahasa Arab

Hipotesis tidak terarah di atas, belum diketahui bagaimana perbedaan antara metode langsung dengan metode membaca. Apakah metode langsung lebih baik ataukah sebaliknya. Inilah yang kemudian disebut sebagai hipotesis tidak terarah.

Terkait 2 hipotesis di atas, dalam hal penggunaan analisis, maka:

  1. Hipotesis terarah menggunakan analisis signifikansi 1 tailed (satu arah)
  2. Hipotesis tidak terarah menggunakan analisis signifikansi 2 tailed (dua arah)

Penjelasan 1 tailed dan 2 tailed selengkapnya dengan menyimak pembahasan sampai akhir)

Contoh Penelitian:

“T” Test untuk dua kelompok data dari satu kelompok objek penelitian (Penelitian Berpasangan)

Judul Penelitian

Efektifitas Penggunaan Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Tujuan penelitian: ingin melihat perbedaan nilai bahasa arab sebelum dan sesudah menggunakan metode langsung (efektifitas)

Berikut ini nilai bahasa arab 10 mahasiswa - sebelum dan sesudah menggunakan metode langsung

Langkah Analisis menggunakan UJI Paired Sample T-Test

Karena Uji Paired Sample T-Test merupakan uji paramterik, maka harus melalui uji normalitas data untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. yang dengan uji distribusi data tersebut dapat menentukan langkah selanjutnya

Uji normalitas data

Dalam uji normalitas data, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan:

  1. Dasar pengambilan keputusan
  2. Uji normalitas data dengan SPSS
  3. Membandingkan nilai sig (signifikansi) dengan 0.05 (tingkat signifikansi 5%)
  4. Penarikan kesimpulan

Jika data tidak normal, maka dilanjutkan dengan uji wilxocon. Jika data bersifat normal, maka dilanjutkan dengan pengujian paired sample t-test (uji t-test sampel berpasangan)

Uji Wilcoxon

Dalam uji Wilcoxon, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan:

  1. Membuat hipotesis
  2. Melakukan pengujian dengan SPSS
  3. Membandingkan nilai sig ( 2 tailed ) dengan 0.05
  4. Penarikan kseimpula
Uji paired sample t-test (uji t-test sampel berpasangan)

Dalam uji paired sample t-test, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan:

  1. Membuat hipotesis
  2. Melakukan pengujian dengan SPSS
  3. Membandingkan nilai sig ( 2 tailed ) dengan 0.05
  4. Penarikan kseimpulan

 Ayo selanjutnya praktekkan langkah-langkah Uji Paired Sample T-Test

Uji normalitas data

  • Dasar pengambilan keputusan

Jika sig (2tailed) > 0.05, maka data bersifat normal

Jika sig (2tailed) < 0.05, maka data tidak normal

  • Uji normalitas data dengan SPSS

Cara uji normalitas data adalah sebagaimana berikut:

Input data pre test dan post tets pada SPSS. Input data pada “Data View” yang terletak di pojok bawah kiri. seperti pada gambar di bawah ini:

Klik “Variabel View” yang terletak di pojok bawah kiri kemudian rubah “VAR00001” Menjadi pretest” dan rubah “VAR00002” Menjadi “posttest” demikian juga pada “Label” seperti pada gambar berikut:


Kembali pada “Data View” kemudian Klik Transform > Compute Variable. Maka akan muncul jendela seperti di bawah ini:


Beri nama variabel baru (misal: Selisih) seperti pada gambar berikut ini:


Masukkan rumus “posttest – pretest” pada kotak “Numeric Expression” (atau dengan cara pindahkan tulisan posttest (posttest) dan klik tanda panah kecil ke sebalah kanan kemudian klik tanda pengurangan ( - ) seperti pada tombol kotak biru, kemudian dengan langkah yang sama pindahkan tulisan “pretest (pretest) seperti pada gambar berikut ini:


Klik OK. Maka Kolom baru Selisih akan muncul di dataset seperti pada gambar berikut:


Kemudian Buka menu uji normalitas: Analyze > Descriptive Statistics > Explore. Seperti pada gambar berikut:


Pindahkan variabel Selisih ke kotak Dependent List. Seperti pada gambar berikut ini


Klik tombol plots. Di bagian Plots, centang: ️ Normality plots with tests. Seperti pada gambar berikut:


Klik Continue lalu OK. Maka akan muncul hasil perhitungan statistik seperti pada gambar berikut:


Membandingkan nilai sig dengan 0.05

Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai sig. (2tailed) dengan 0.05

Nb: pilih kolmogorov-smirnov jika sample penelitian lebih dari 50 orang. Pilih shapiro wilk jika sample penelitian kurang dari 50.

Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai sig (pada shapiro wilk) adalah 0.015. dan nilai 0.015 < 0.05.



  • Penarikan kesimpulan

Karena nilai sig (2tailed) adalah 0.015 < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal. Karena data tidak berdistribusi normal maka dilanjutkan perhitungan uji wilcoxon.

Uji Wilxocon

Jika data tidak normal maka dilakukan uji wilcoxon

Gunakan uji non-parametrik: Wilcoxon Signed-Rank Test (menu: Analyze > Nonparametric Tests > Legacy Dialogs > 2 Related Samples) dengan langkah-langkah berikut:

  • Membuat Hipotesis

Hipotesis:

Jika sig (2tailed) < 0.05 maka Ha diterima (terdapat efektifita Penggunaan Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab)

jika sig (2tailde) > 0.05 maka Ho diterima (tidak terdapat efektifita Penggunaan Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab)

  • Mulai perhitungan menggunakan SPSS

Kembali pada data set yang telah di buat tadi di SPSS, dengan cara klik menu: Analyze > Nonparametric Tests > Legacy Dialogs > 2 Related Samples. Lihat gambar berikut:


Dari langkah tersebut maka akan muncul jendela seperti gambar berikut ini:

Pindahkan pretest (pretest) ke dalam variabel 1 dan posttest (posttest) ke dalam variabel 2 dengan klik tanda panah kecil arah kanan dan pastikan uji wilxocon tercentang. Lihat gambar berikut ini:


Klik tombol “OK”. Maka akan muncul hasil perhitungan SPSS seperti gambar berikut:


Dari hasil SPSS DI atas, langkah selanjutnya adalah 

  • Membandingkan nilai sig. (2tailed) dengan 0.05

Dari hasil tersebut nilai sig (2tailed) adalah 0.083 > 0.05.

  • Penarikan kesimpulan

Oleh karena nilai sig (2tailed) adalah 0.083 > 0.05, maka Ho diterima (tidak terdapat efektifita Penggunaan Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab)

Jika perhitungan normalitas data yang dilakukan di awal menghasilkan hasil bahwa data berdistribusi normal, maka dapat menggunakan uji parametrik uji paired sample t-test. Berikut langkah langkah uji paired sample t-test

UJI PAIRED SAMPLE T-TEST MENGGUNAKAN SPSS 24

Namun, Jika datanya normal maka dilakukan paired sample t-test

Gunakan uji parametrik: paired sample t-test (menu: Analyze > Compare Mean > Paired sample t-test)

LANGKAH-LANGKAH

  • Membuat Hipotesis

Hipotesis:

Jika sig (2tailed) < 0.05 maka Ha diterima (terdapat efektifita Penggunaan Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab)

jika sig (2tailde) > 0.05 maka Ho diterima (tidak terdapat efektifita Penggunaan Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab)

  • Mulai perhitungan menggunakan SPSS 24

Kembali pada data set yang telah di buat tadi di SPSS, dengan cara klik menu: menu: Analyze > Compare Mean > Paired sample t-test. Lihat gambar berikut:


Dari langkah tersebut maka akan muncul jendela seperti gambar berikut ini:


Pindahkan pretest (pretest) ke dalam variabel 1 dan posttest (posttest) ke dalam variabel 2 dengan klik tanda panah kecil arah kanan dan pastikan uji wilxocon tercentang. Lihat gambar berikut ini:


Klik tombol “OK”. Maka akan muncul hasil perhitungan SPSS seperti gambar berikut:

  • Membandingkan nilai sig (2tailed) dengan 0.05

Dari hasil tersebut nilai sig (2tailed) adalah 0.081 > 0.05

  • Penarikan kesimpulan

Oleh karena nilai sig (2tailed) adalah 0.081 > 0.05, maka Ho diterima (tidak terdapat efektifita Penggunaan Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab)

Posting Komentar

0 Komentar