Studi Komparasional
Penulis: Restu Budiansyah Rizki, M.Pd
Penelitian Komparasi adalah
Penelitian Yang bertujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan
/ membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari subjek penelitian.
Ada 3 teknik analisa komparasi
yang sering digunakan dalam penelitian: Chi-Square, T-Test, Analisis Varians
(Anava)
“T”Test adalah
salah satu teknik analisa statistik yang dapat dipergunakan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan yang signifikant antara dua mean sampel atau tidak.
Membandingkan dua mean sampel dapat dibedakan kepada dua, yaitu:
- Membandingkan dua mean dari satu objek penelitian (membandingkan dua kelompok data dari satu kelompok objek penelitian), Seperti: membandingkan mean hasil pretest dengan mean hasil posttest dari 10 atau 20 atau 30 siswa, dst.
Contoh Penelitian: “Penggunaan Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab”. Dari penelitian tersebut, maka terlebih dicari nilai pretest (test sebelum menggunakan metode langsung) dan nilai posttest (tes setelah menggunakan metode langsung), sehingga dapat diketahui efektifitas atau tidaknya metode langsung dalam pembelajaran bahasa Arab.
- Membandingkan dua mean dari dua objek penelitian (membandingkan dua kelompok data dari dua kelompok objek penelitian), seperti: membandingkan antara metode langsung dan metode membaca dalam pembelajaran bahasa Arab.
Contoh Penelitian: “Penggunaan Metode
Langsung dan Metode Membaca dalam Pembelajaran
Bahasa Arab”. Dari penelitian tersebut ingin mengetahui apakah ada
perbedaan pembelajaran bahasa arab yang menggunakan metode langsung dan metode
membaca atau manakah yang lebih baik antara metode langsung dan metode membaca.
Dari 2 jenis di atas, maka rumus
yang dipergunakan berbeda. Berikut ini contoh penerapan dari kedua penelitian
di atas:
Hipotesis
Perhatikan Macam Hipotesis di Bawah Ini, untuk mengetahui penggunaan analisis 1 tailed (satu sisi) dan analisis 2 tailed (dua sisi):
- Hipotesis terarah:
Komparasi : Metode Langsung Lebih
Baik daripada Metode Membaca dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Hipotesis terarah di atas sudah diketahui bahwa metode “A” lebih baik daripada Metode “B”. oleh karena itu hipotesis di atas disebut hipotesis terarah
- Hipotesis tidak terarah:
Komparasi : ada perbedaan antara
metode “langsung” dengan metode “membaca” dalam pembelajaran bahasa Arab
Hipotesis tidak terarah di atas,
belum diketahui bagaimana perbedaan antara metode langsung dengan metode
membaca. Apakah metode langsung lebih baik ataukah sebaliknya. Inilah yang
kemudian disebut sebagai hipotesis tidak terarah.
Terkait 2 hipotesis di atas, dalam hal penggunaan analisis, maka:
- Hipotesis terarah menggunakan analisis signifikansi 1 tailed (satu arah)
- Hipotesis tidak terarah menggunakan analisis signifikansi 2 tailed (dua arah)
Penjelasan 1 tailed dan 2 tailed
selengkapnya dengan menyimak pembahasan sampai akhir)
“T” Test untuk dua kelompok
data dari satu kelompok objek penelitian (Penelitian Berpasangan)
Judul Penelitian
Efektifitas Penggunaan
Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Tujuan penelitian: ingin
melihat perbedaan nilai bahasa arab sebelum dan sesudah menggunakan metode
langsung (efektifitas)
Berikut ini nilai bahasa arab 10 mahasiswa
- sebelum dan sesudah menggunakan metode langsung
Langkah Analisis menggunakan UJI Paired Sample T-Test
Karena Uji Paired Sample T-Test merupakan uji paramterik, maka harus melalui uji normalitas data untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. yang dengan uji distribusi data tersebut dapat menentukan langkah selanjutnya
Uji normalitas data
Dalam uji normalitas data, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan:
- Dasar pengambilan keputusan
- Uji normalitas data dengan SPSS
- Membandingkan nilai sig (signifikansi) dengan 0.05 (tingkat signifikansi 5%)
- Penarikan kesimpulan
Jika data tidak normal, maka dilanjutkan dengan uji wilxocon. Jika data bersifat normal, maka dilanjutkan dengan pengujian paired sample t-test (uji t-test sampel berpasangan)
Uji Wilcoxon
Dalam uji Wilcoxon, terdapat
beberapa langkah yang harus dilakukan:
- Membuat hipotesis
- Melakukan pengujian dengan SPSS
- Membandingkan nilai sig ( 2 tailed ) dengan 0.05
- Penarikan kseimpula
Dalam uji paired sample t-test,
terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan:
- Membuat hipotesis
- Melakukan pengujian dengan SPSS
- Membandingkan nilai sig ( 2 tailed ) dengan 0.05
- Penarikan kseimpulan
Ayo selanjutnya praktekkan langkah-langkah Uji Paired Sample T-Test
Uji normalitas data
- Dasar pengambilan keputusan
Jika sig (2tailed) > 0.05,
maka data bersifat normal
Jika sig (2tailed) < 0.05,
maka data tidak normal
- Uji normalitas data dengan SPSS
Cara uji normalitas data adalah
sebagaimana berikut:
Input data pre test dan post tets
pada SPSS. Input data pada “Data View” yang terletak di pojok bawah kiri. seperti
pada gambar di bawah ini:
Klik “Variabel View” yang
terletak di pojok bawah kiri kemudian rubah “VAR00001” Menjadi pretest” dan
rubah “VAR00002” Menjadi “posttest” demikian juga pada “Label” seperti pada
gambar berikut:
Kembali pada “Data View” kemudian Klik Transform > Compute Variable. Maka akan muncul jendela seperti di bawah ini:
Beri nama variabel baru (misal: Selisih) seperti pada gambar berikut ini:
Masukkan rumus “posttest – pretest” pada kotak “Numeric Expression” (atau dengan cara pindahkan tulisan posttest (posttest) dan klik tanda panah kecil ke sebalah kanan kemudian klik tanda pengurangan ( - ) seperti pada tombol kotak biru, kemudian dengan langkah yang sama pindahkan tulisan “pretest (pretest) seperti pada gambar berikut ini:
Klik OK. Maka Kolom baru Selisih akan muncul di dataset seperti pada gambar berikut:
Kemudian Buka menu uji normalitas: Analyze > Descriptive Statistics > Explore. Seperti pada gambar berikut:
Pindahkan variabel Selisih ke kotak Dependent List. Seperti pada gambar berikut ini
Klik tombol plots. Di bagian Plots, centang: ☑️ Normality plots with tests. Seperti pada gambar berikut:
Klik Continue lalu OK. Maka akan muncul hasil perhitungan statistik seperti pada gambar berikut:
Membandingkan nilai sig dengan 0.05
Langkah selanjutnya adalah
membandingkan nilai sig. (2tailed) dengan 0.05
Nb: pilih kolmogorov-smirnov jika
sample penelitian lebih dari 50 orang. Pilih shapiro wilk jika sample
penelitian kurang dari 50.
Dari hasil tersebut terlihat
bahwa nilai sig (pada shapiro wilk) adalah 0.015. dan nilai 0.015 < 0.05.
- Penarikan kesimpulan
Karena nilai sig (2tailed) adalah
0.015 < 0.05, maka data tidak berdistribusi normal. Karena data tidak
berdistribusi normal maka dilanjutkan perhitungan uji wilcoxon.
Uji Wilxocon
Jika data tidak normal maka
dilakukan uji wilcoxon
Gunakan uji non-parametrik:
Wilcoxon Signed-Rank Test (menu: Analyze > Nonparametric Tests > Legacy
Dialogs > 2 Related Samples) dengan langkah-langkah berikut:
- Membuat Hipotesis
Hipotesis:
Jika sig (2tailed) < 0.05 maka
Ha diterima (terdapat efektifita Penggunaan Metode Langsung Dalam Pembelajaran
Bahasa Arab)
jika sig (2tailde) > 0.05
maka Ho diterima (tidak terdapat efektifita Penggunaan Metode
Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab)
- Mulai perhitungan menggunakan SPSS
Kembali pada data set yang telah
di buat tadi di SPSS, dengan cara klik menu: Analyze > Nonparametric Tests
> Legacy Dialogs > 2 Related Samples. Lihat gambar berikut:
Dari langkah tersebut maka akan muncul jendela seperti gambar berikut ini:
Pindahkan pretest (pretest) ke
dalam variabel 1 dan posttest (posttest) ke dalam variabel 2 dengan klik tanda
panah kecil arah kanan dan pastikan uji wilxocon tercentang. Lihat gambar
berikut ini:
Klik tombol “OK”. Maka akan muncul hasil perhitungan SPSS seperti gambar berikut:
Dari hasil SPSS DI atas, langkah selanjutnya adalah
- Membandingkan nilai sig. (2tailed) dengan 0.05.
Dari hasil tersebut nilai sig (2tailed) adalah 0.083 > 0.05.
- Penarikan kesimpulan
Oleh karena nilai sig
(2tailed) adalah 0.083 > 0.05, maka Ho diterima (tidak terdapat efektifita
Penggunaan Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab)
Jika perhitungan normalitas data
yang dilakukan di awal menghasilkan hasil bahwa data berdistribusi normal, maka
dapat menggunakan uji parametrik uji paired sample t-test. Berikut langkah
langkah uji paired sample t-test
UJI PAIRED SAMPLE T-TEST MENGGUNAKAN SPSS 24
Namun, Jika datanya normal
maka dilakukan paired sample t-test
Gunakan uji parametrik: paired
sample t-test (menu: Analyze > Compare Mean > Paired sample t-test)
LANGKAH-LANGKAH
- Membuat Hipotesis
Hipotesis:
Jika sig (2tailed) < 0.05 maka
Ha diterima (terdapat efektifita Penggunaan Metode Langsung Dalam
Pembelajaran Bahasa Arab)
jika sig (2tailde) > 0.05
maka Ho diterima (tidak terdapat efektifita Penggunaan Metode
Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab)
- Mulai perhitungan menggunakan SPSS 24
Kembali pada data set yang telah
di buat tadi di SPSS, dengan cara klik menu: menu: Analyze > Compare Mean
> Paired sample t-test. Lihat gambar berikut:
Dari langkah tersebut maka akan muncul jendela seperti gambar berikut ini:
Pindahkan pretest (pretest) ke dalam variabel 1 dan posttest (posttest) ke dalam variabel 2 dengan klik tanda panah kecil arah kanan dan pastikan uji wilxocon tercentang. Lihat gambar berikut ini:
Klik tombol “OK”. Maka akan muncul hasil perhitungan SPSS seperti gambar berikut:
- Membandingkan nilai sig (2tailed) dengan 0.05
Dari hasil tersebut nilai sig
(2tailed) adalah 0.081 > 0.05
- Penarikan kesimpulan
Oleh karena nilai sig (2tailed) adalah 0.081 > 0.05, maka Ho diterima (tidak terdapat efektifita Penggunaan Metode Langsung Dalam Pembelajaran Bahasa Arab)
0 Komentar